Asal - usul dari Teori Kuantum Klasik
Rabu, Oktober 28, 2015
Kebanyakan dari kita mungkin belum tau apa itu teori kuantum klasik, karna memang kebanyakan yang mempelajarinya adalah para fisikawan. Namun kali ini kita akan membahas asal usul dari teori tersebut. Teori kuantum klasik lahir dan dikenal mulai pada tahun 1900, ketika itu Max Planck mengumumkan sebuah penemuan teoritis tentang hukum distribusi radiasi benda hitam dimana sebelumnya ia telah merumuskannya dengan pertimbangan empiris.
Pada hal ini, emitor tidak menyerap cahaya secara terus menerus tetapi secara diskrit, besarnya hv sebanding dengan frekuensi cahaya v. Konstanta proporsionalitas yang dilambangkan dengan h adalah konstanta baru di alam, konstanta tersebut di namai dengan namanya yaitu konstanta Planck dan besarnya konstanta tersebut adalah 6,547 ×10 -27 Js.
Ketika cahaya mengenai plat logam, elektron akan dipancarkan dari plat tersebut. Kecepatan maksimum elektron ini tidak tergantung pada intensitas cahaya seperti pada teori elektromagnetik klasik, tapi hanya berpengaruh pada frekuensinya. Einstein menunjukkan bahwa inilah yang diharapkan dari teori kuantum, proses emisi fotolistrik melibatkan konversi energi hv dari satu foton menjadi energi kinetik dari fotoelektron (plus energi yang dibutuhkan untuk menghilangkan elektron dari logam). Demikian pula, hukum kesetaraan fotokimia Einstein menyatakan bahwa satu molekul dapat diaktifkan pada reaksi kimia dengan penyerapan satu foton.
Untuk kapasitas panas dari zat padat, menandai Awal teori kuantum pada sistem material. Postulat Planck mengenai emisi dan penyerapan radiasi dalam kuanta hv menyarankan bahwa sistem dinamis seperti atom yang berosilator di sekitar posisi keseimbangan dengan frekuensi v0 mungkin tidak dapat berosilator dengan segala energi, tetapi hanya dengan nilai-nilai energi yang berbeda satu sama lain oleh kelipatan integral dari hv0.

Bagaimana Awal mula teori kuantum Klasik ?
Adanya teori kuantum klasik ini dimulai ketika Planck menunjukkan hasil percobaan yang menunjukkan distribusi energi dan frekuensi radiasi dalam keadaan setimbang dengan materi pada suhu tertentu, ini dapat di pertanggungjawabkan dengan menganggap bahwa partikel dari materi tersebut bergetar (dianggap bertindak sebagai osilator harmonis).Pada hal ini, emitor tidak menyerap cahaya secara terus menerus tetapi secara diskrit, besarnya hv sebanding dengan frekuensi cahaya v. Konstanta proporsionalitas yang dilambangkan dengan h adalah konstanta baru di alam, konstanta tersebut di namai dengan namanya yaitu konstanta Planck dan besarnya konstanta tersebut adalah 6,547 ×10 -27 Js.
Pernyataan Einstein
Einstein menyatakan bahwa jumlah radiasi energi hv dikirim keluar pada proses emisi cahaya tidak menuju ke segala arah seperti pada sebuah partikel. Nama cahaya kuantum atau foton diterapkan pada kasus seperti pada energi radiasi. Einstein juga membahas efek fotolistrik, proses fundamental Fotokimia, dan kapasitas panas dari zat padat dengan teori kuantum.Ketika cahaya mengenai plat logam, elektron akan dipancarkan dari plat tersebut. Kecepatan maksimum elektron ini tidak tergantung pada intensitas cahaya seperti pada teori elektromagnetik klasik, tapi hanya berpengaruh pada frekuensinya. Einstein menunjukkan bahwa inilah yang diharapkan dari teori kuantum, proses emisi fotolistrik melibatkan konversi energi hv dari satu foton menjadi energi kinetik dari fotoelektron (plus energi yang dibutuhkan untuk menghilangkan elektron dari logam). Demikian pula, hukum kesetaraan fotokimia Einstein menyatakan bahwa satu molekul dapat diaktifkan pada reaksi kimia dengan penyerapan satu foton.
Untuk kapasitas panas dari zat padat, menandai Awal teori kuantum pada sistem material. Postulat Planck mengenai emisi dan penyerapan radiasi dalam kuanta hv menyarankan bahwa sistem dinamis seperti atom yang berosilator di sekitar posisi keseimbangan dengan frekuensi v0 mungkin tidak dapat berosilator dengan segala energi, tetapi hanya dengan nilai-nilai energi yang berbeda satu sama lain oleh kelipatan integral dari hv0.
Loading...